Junalis: M. Jamil R
Editor: Nurul Hidayah
| Seorang pembeli bertransaksi dengan pedagang bunga di kawasan Pasar Kartasura, Selasa (28/10/2025). (Sumber: Rencang.id/NH) |
Rencang.id — Rencana renovasi Pasar Kartasura yang akan dimulai pada
tahun anggaran 2026 menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang, khususnya
pedagang bunga atau sekar. Sejumlah pedagang mengaku mengalami penurunan pendapatan
sejak dipindahkan dari lokasi lama di bagian depan pasar ke area sementara.
Yanti, salah satu pedagang bunga asal Pucangan, mengatakan
penjualannya menurun drastis sejak perpindahan lapak. Ia menilai lokasi baru
yang tidak strategis membuat pelanggan enggan datang.
“Penjualannya semakin merosot,
pelanggan sudah pada pindah. Dulu di depan banyak yang beli karena sekalian
nyekar, sekarang susah. Kalau disuruh pindah ke lantai dua, ya tambah nggak
laku,” ujar Yanti saat ditemui di lokasi,
Kartasura, Selasa (28/10/2025).
Yanti menjelaskan bahwa para pedagang sempat diarahkan untuk
menempati lantai dua pasar, namun sebagian besar menolak karena khawatir sepi
pembeli.
“Sudah disiapkan tempat
sementara, gratis, tapi semua pedagang nggak mau. Soalnya pelanggan sudah
diberitahu aja nggak mau ke atas. Mereka bilang parkir mahal dan ribet,” jelasnya.
Ia menambahkan, biaya operasional di lokasi baru justru meningkat.
“Sekarang bayar harian Rp40.000,
sedangkan dulu cuma Rp2.500 per hari. Kadang sehari cuma laku Rp35.000,” ungkap Yanti.
Keluhan serupa disampaikan oleh Yani (66), pedagang bunga yang telah
berjualan selama 35 tahun. Ia mengaku terpaksa pindah empat bulan lalu karena
tidak diperbolehkan lagi berjualan di depan pasar.
“Kalau di atas nanti beli bunga
Rp5.000, pajaknya Rp2.000, rugi. Pembeli juga malas naik. Jadi ya di bawah
saja, yang penting nggak diusir,” katanya.
Yani menyebut pendapatannya kini hanya sekitar Rp20.000–Rp30.000 per
hari, jauh berkurang dibanding sebelumnya.
“Kalau hujan malah nggak laku
sama sekali,” tambahnya.
Sementara itu, Lurah Pasar Kartasura, Wahyu (57), menegaskan bahwa
hingga kini belum ada perpindahan lapak besar-besaran. Ia menjelaskan bahwa
renovasi pasar baru akan dilakukan pada tahun 2026 dan akan difokuskan pada
bagian depan, barat, timur, dan belakang pasar.
“Tidak ada perpindahan lapak.
Rencana tahun anggaran 2026 baru akan direnovasi. Untuk pedagang bunga yang di
depan jalan akan dialokasikan ke atas sementara, tujuannya agar pasar terlihat
lebih tertata,” jelas Wahyu.
Ia menambahkan, anggaran renovasi pasar diperkirakan mencapai Rp7
miliar, dan pelaksanaan renovasi tidak akan mengganggu aktivitas perdagangan.
“Pedagang tetap bisa berjualan
selama proses renovasi berlangsung,” ujarnya.
Menurut Wahyu, langkah penataan pasar bertujuan menciptakan
lingkungan yang lebih bersih, aman, dan nyaman.
“Kami memahami pedagang sudah
lama di situ, tapi kondisi pasar sudah kumuh. Jadi mau tidak mau harus ditata,” imbuhnya.
Rencana renovasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya tarik
serta jumlah pengunjung pasar.
“Kalau pasar tertata dan bersih,
harapannya pendapatan pedagang juga ikut naik,” kata Wahyu.
Meski demikian, sebagian pedagang berharap pemerintah mempertimbangkan kembali rencana penempatan lapak bunga di lantai dua. Mereka menilai lokasi di pinggir jalan masih menjadi titik strategis untuk menjaring pembeli yang hendak berziarah atau membeli bunga secara spontan.