Jurnalis : Antika R
Editor : Antika R
| Teks kuratorial pameran Metanoia dipajang dalam pameran seni UKM SRD UIN Surakarta di Gedung Graha UIN, Kamis (20/11/2025). |
Rencang.id — Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Rupa dan Desain
(SRD) UIN Raden Mas Said menyelenggarakan pameran seni bertajuk Metanoia pada
20–22 November 2025 di Graha UIN Raden Mas Said.
Pameran ini diselenggarakaan
3 hari dari pukul 09.00–21.00 WIB dan dapat dikunjungi secara gratis. Kegiatan
tersebut merupakan acara tahunan SRD yang menjadi penutup dari rangkaian
pameran sebelumnya, sekaligus menjadi wadah apresiasi bagi mahasiswa yang ingin
menampilkan karya seni mereka.
Ummi Hani, (21), bedahara
event buka rupa, menjelaskan bahwa tema Metanoia dipilih untuk menggambarkan
proses perubahan cara pandang, refleksi diri, serta transformasi batin. Makna
ini tercermin melalui karya visual yang menampilkan perjalanan dari titik
terendah menuju pemahaman baru yang lebih baik. Elemen deskripsi menjadi bagian
penting dari pameran agar pengunjung yang belum terbiasa membaca simbol visual
tetap dapat memahami pesan yang disampaikan seniman.
Selain menampilkan karya
dari mahasiswa, pameran Metanoia turut menghadirkan live mural yang telah
menjadi tradisi SRD selama enam tahun terakhir. Mural dalam kegiatan ini dibuat
menggunakan teknik cat semprot (spray
paint) karena teknik tersebut memungkinkan pengerjaan lebih cepat, lebih
efisien, dan memberikan hasil gradasi warna yang lebih dinamis dibandingkan
kuas. Seniman mural yang diundang berasal dari luar kampus melalui relasi
panitia, dan tidak berasal dari satu komunitas tunggal. Panitia menjelaskan
bahwa SRD belum memiliki anggota internal yang benar-benar menguasai teknik cat
semprot, sehingga memilih mengundang muralis eksternal untuk menjaga kualitas
teknis karya.
Said, (21), ketua panitia
buka rupa, menerangkan, “Pelatihan mural
tidak dapat dilakukan dalam satu atau dua pertemuan karena teknik tersebut
membutuhkan latihan rutin dan proses yang berkelanjutan. SRD sendiri sudah
memiliki kelas rutin bernama ‘Kelas Kamis’, namun fokus kegiatan tersebut masih
pada gambar tradisional menggunakan kuas dan cat akrilik”. Pembelajaran
mengenai teknik semprot belum dapat diberikan karena keterbatasan pengalaman
serta fasilitas.
Pameran Metanoia menerima
karya melalui mekanisme open submit.
Setelah karya terkumpul, SRD melibatkan kurator profesional dari luar
organisasi untuk melakukan seleksi. Kurator bertugas memilih karya yang paling
sesuai dengan tema dan standar estetika yang telah disepakati. Hal ini
dilakukan agar penilaian tetap objektif dan tidak memihak. Proses seleksi
meliputi peninjauan kualitas visual, kedalaman konsep, relevansi terhadap tema
Metanoia, dan kemampuan karya menyampaikan pesan kepada pengunjung. Dari
seluruh karya yang dikirim, hanya sebagian yang dipilih untuk dipajang,
mengikuti pertimbangan kurator.
Persiapan pameran
Metanoia membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Panitia menyusun konsep, membuka
pengiriman karya, berkoordinasi dengan kurator, mengatur peminjaman tempat,
hingga menata ruang pameran. Walaupun persiapan cukup panjang, panitia
menegaskan bahwa kegiatan organisasi tidak mengganggu perkuliahan. Jika
terdapat anggota panitia yang harus menghadiri mata kuliah penting, tugas dapat
dialihkan sementara kepada anggota lain. SRD berupaya menjaga agar kegiatan
organisasi dan akademik tetap berjalan seimbang.
Dengan
hadirnya pameran ini, panitia berharap pengunjung dapat memahami bahwa seni
tidak hanya menghadirkan visual, tetapi juga mengajak untuk merefleksikan diri
dan menelusuri perubahan batin yang dialami seseorang.